Friday, September 8, 2017

Jaman Ketika Orang-Orang Berambisi Untuk Mengejar Popularitas

Image by Daily Mocci

Jaman Ketika Orang-Orang Berambisi Untuk Mengejar Popularitas - Di jaman yang serba canggih karena perkembangan dunia teknologi, semakin mempermudah umat manusia untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam kurun waktu tiga puluh tahun bahkan sepuluh tahun ke belakang.

Begitu pun dengan popularitas, di jaman ini semakin banyak orang-orang yang ingin berlomba-lomba untuk eksis dengan cara memperlihatkan prestasinya hingga hal instan seperti membuat gimcik atau sensasi agar membuat namanya melambung di jagat pertelevisian.

Pertanyaannya adalah, popularitas itu  baik atau buruk sih?
Menjadi terkenal atau populer memiliki sisi baik dan buruknya. Baiknya ketika popularitas itu bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga untuk banyak orang karena menaikkan mobilitas (kelas) dirinya sendiri dan menjadi seorang panutan/role model karena sikap, prestasi dan hal baiknya dari si populer ini. Namun buruknya ketika seseorang yang populer ini memberikan contoh yang tidak semestinya seperti nge-rapp menggunakan bahasa kebun binatang sambil pakai baju kurang bahan. Sikap dan penampilan yang tidak bisa disebut baik, karena memang dimana letak baiknya?

Saya yakin pasti saja ada yang pro dan kontra mengenai seseorang yang saya maksudkan. Pasti saja ada yang bilang, 'Kan setiap orang itu punya ciri khasnya', 'Setiap orang kan punya haknya masing-masing', dan sanggahan lainnya.

Ketika hak bersinggungan dengan kewajiban, selalu saja membuat orang saling berdebat menggunakan sudut pandangnya. Ingatnya, setiap orang akan mendapatkan haknya setelah memenuhi kewajibannya. Pelajaran yang saya dapatkan sejak duduk di bangku menengah pertama sampai lulus SMA kemarin. Lalu, apa hubungannya dong dengan contoh kasus kali ini. Jelas dong di dalam kasus ini si idola yang namanya sedang naik panggung ini tidak memenuhi kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang baik karena sikap, etika dan penampilannya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang menyaksikan tindakannya. Apakah masih bisa dikatakan memenuhi kewajiban sebagai warga negara yang baik? Kasihan dong sama anak-anak yang belum mengerti apa-apa melihatnya berlenggok-lenggok menggunakan pakaian kurang bahan itu? Hehehe

Dan perlu kamu sadari guys, kita bisa melihat--atau bahkan merasakan--ketika sebuah ambisi untuk menjadi populer itu menggerogoti diri kita setelah menyaksikan seseorang di layar TV, Instagram dan media lainnya, membuat kita ingin menjadi seperti dirinya. Seperti dirinya itu apa? Populer. Untuk mewujudkannya seseorang tak jarang keluar batas sampai merubah penampilannya, dan bahkan parahnya sampai melakukan jalur instan seperti operasi plastik agar dikomentari orang banyak 'cantik' dan pujian-pujian membanggakan di kolom komentar media sosialnya.

Atau mungkin kamu menemukan teman yang rela meminta barang-barang mahal kepada orangtuanya, tidak peduli dengan orangtuanya yang bekerja seharian dengan upah pas-pas an.

Rusaknya generasi millennial
Generasi millennial adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1980 sampai 2000-an. Tahukah kamu jika golongan millennials ini istimewa? Alasannya adalah pada generasi ini berbeda dengan generasi sebelumnya (1980 ke bawah), khususnya di bidang teknologi. Generasi ini sangat mampu untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik, seperti negaranya sendiri dengan era yang jauh lebih maju. Namun sangat sedikit sekali para remaja--yang di elu-elu kan semua orang--memiliki gambaran seorang dari generasi millennials, kenyataannya saat ini banyak sekali anak-anak bangsa yang bertingkah semaunya saja tanpa mau memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang terbuka untuk mereka di mana-mana.

Lain dari yang lain, begitu pedoman para remaja kalangan millennials yang banyak ditemukan. Mereka rela untuk berlomba-lomba untuk mencari siapa yang lebih sering unjuk gigi dari segi populeritas, dengan mengesampingkan prestasi dan kualitas diri.

Lalu, siapa yang salah? Apakah teknologi yang membuat seorang anak cupu dengan baju tebal di tangannya kini berubah menjadi seorang idola dengan karya tak bernilai? Mungkin kamu semua dapat memberikan sebuah pendapat atau masukan mengenai tofik Daily Mocci ini dengan berkomentar di kolom komentar ya.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

0 komentar:

Comments
0 Comments

Post a Comment

Menarik Untuk Disimak